Meminjamkan Uang Ke Teman/Keluarga? No!

Saya pribadi tidak akan mau meminjamkan uang ke teman atau keluarga, karena lebih banyak masalahnya daripada manfaatnya.  Bila anda tidak mempunyai kelebihan uang untuk memberikan bantuan dana (sebagian/sepenuhnya) tanpa mengharapkan untuk dikembalikan, lebih baik tolak saja.  Masalah-masalah yang hampir pasti timbul bila anda meminjamkan uang ke teman/keluarga:

1. Peminjam tidak akan mengembalikan uang tersebut tepat waktu, pasti mulur tanpa batas waktu dan pada saat anda membutuhkannya, maka anda akan merasa kesal.
2. Peminjam tidak akan memprioritaskan pengembalian uang ke anda karena sibuk dengan berbagai masalah yang menurutnya jauh lebih penting, lagipula anda kan kelebihan uang, begitulah yang ada dipikirannya, tanpa menghormati kesepakatan sebelumnya.
3. Sulit untuk menagih karena merasa tidak enak.  Peminjam pun malu dan takut untuk menelepon bahwa ia belum sanggup mengembalikan.  Maka jalur komunikasi akan terputus dan hubungan menjadi dingin.
4. Menjadi canggung bila bertemu di suatu acara.
5. Kita pun menjadi merasa tidak enak membayangkan teman/keluarga tersebut ketakutan karena belum bisa bayar hutang.
6. Orang yang meminjam uang, jelas sekali bahwa mereka memang tidak punya uang dan dalam keadaan yang teramat sulit, sehingga sering menghindar untuk ditagih.  Jadi jangan pernah mengharapkan orang yang meminjam untuk menepati janji.
7. Peminjam akan meminta pinjaman tambahan lagi.
8. Kemungkinan besar anda tidak akan pernah melihat uang anda kembali.
9. Hubungan persahabatan akan rusak untuk selama-lamanya.
10. Menolak memberikan pinjaman menyebabkan lebih sedikit masalah daripada memberikan pinjaman karena, anda tidak perlu pusing menagih, dan dengan menolak ataupun memberi, persahabatan pasti menjadi agak rusak, tapi lebih rusak bila pinjam/meminjam sudah terjadi.

Bila anda tetap merasa ingin memberikan pinjaman, maka:

1. Seperti berjudi, jangan mengambil resiko kehilangan uang yang tidak sanggup anda lepaskan begitu saja.  Kalau anda tidak sanggup kehilangan jumlah uang yang akan dipinjamkan, lebih baik tolak saja untuk meminjamkan. 
2. Jangan biarkan siapapun membuat anda menjual asset atau mencairkan dana yang sebelumnya sudah ditujukan untuk tabungan dana darurat atau masa pensiun, hanya agar mereka bisa meminjam, tanpa pasti bisa mengembalikan.  Jangan coba-coba anda menjebak diri sendiri demi orang lain.
3. Wajib dibicarakan dengan pasangan anda.  Komunikasi dalam hal ini bisa menyelamatkan uang keluarga, hubungan baik dan keharmonisan.  Bila ternyata salah satu tidak setuju, tetapi pemberian pinjaman tetap dilakukan, maka hubungan pernikahan anda akan terganggu dan rusaklah keharmonisan di rumah.
4. Pertimbangkan alasan orang tersebut untuk meminjam.  Apakah untuk hal yang sangat urgent, seperti suatu penyakit yang sangat mahal obatnya, atau apakah karena pembelian yang enggak-enggak?  Apakah uang tersebut bisa merubah kualitas hidup mereka, seperti untuk biaya kuliah?
5. Bila si peminjam terlibat lifestyle yang merusak hidupnya, seperti narkoba, dll, lebih baik uangnya digunakan untuk membiayakan dia therapy atau konseling.  Jangan mau membayarkan hutang mereka ke drug dealer atau penadah barang curian, dll.
6. Bikin perjanjian tertulis yang detail dan ditandatangani di atas materai oleh kedua belah pihak.
7. Tidak usah buang waktu menginterogasi mereka untuk mengetahui secara detail penyebab kebutuhan berhutang.  Yang jelas, siap-siap saja untuk membantu tanpa benar-benar mengharapkan uang untuk dikembalikan.
8. Coba meminta jaminan barang berharga sebelum anda memberikan pinjaman.

Beberapa orang jujur dan bertanggung jawab, pasti mengembalikan pinjaman mereka dan secara terbuka, terus-menerus menjaga komunikasi dan kepercayaan terhadap orang yang memberikan pinjaman.  Tetapi jujur saja, istilahnya dari 25 orang hanya 1 orang yang seperti itu, sisanya cuek saja setelah mendapat pinjaman dan bisa dipastikan tidak akan mengembalikannya dan hubungan 100% rusak begitu saja hanya karena hutang.

Keputusan ada di tangan anda.  Saya sudah membuat keputusan.















Cheers,

Captain KickAss