Let's Improve Our Financial IQ!


HI, SEMUA ARTIKEL YANG ADA DI BLOG INI SUDAH DIJADIKAN BUKU SUPAYA MUDAH DIBACA DIMANA SAJA.......SILAHKAN DIPESAN DI http://www.dapurbuku.com/hepeng-by-captain-kickass


Published since 23 January 2012




LOW PROFILE, HIGH PROFIT!


by Captain KickAss



Monday 30 April 2012

Invest di Saham Ribet? Gak lah!

Investasi saham masih merupakan jenis investasi yang memberikan hasil paling tinggi dibanding jenis investasi lain, tetapi dalam jangka waktu panjang, misal 20 - 25 tahun, bahkan dalam 15 tahun pun sudah terlihat jelas kenaikan hasil yang tinggi. 

Jangan pernah hiraukan ajakan untuk jual-beli saham setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan, dengan janji-janji indah bahwa anda akan mendapat untung besar secara instan.  Itu semua judi dan bohong dan akan merugikan anda saja.  Belum pernah sekalipun saya bertemu orang kaya raya yang kerjanya "day trading", semua orang-orang kaya menanamkan uang di saham untuk jangka panjang.  Jangan lupa selain terkena fee bila membeli atau menjual, anda tidak akan pernah bisa meramal apakah harganya besok atau dalam beberapa jam akan naik atau turun.  Tidak seorang broker maupun penjudi bursa saham tahu dinamika angka-angka tersebut.  Keserakahan akan menghancurkan anda.  Pilih saja saham yang jelas-jelas perusahaan maju, sudah lama beroperasi di industri yang sama, produk-produknya jelas banyak dipakai atau dikonsumsi masyarakat dan jajaran direksi/CEO terdiri dari para pengusaha yang sudah berpengalaman puluhan tahun serta mempunyai reputasi baik.  Lakukan research anda sendiri dan jangan ketergantung tips-tips broker atau orang lain.

Saya tidak pernah perduli sama sekali dengan yang namanya "technical analysis", analisa berupa grafik dengan angka-angka dan garis-garis naik turun, penuh istilah memusingkan.  Technical analysis, menurut para ahli matematika (ya bagi saya mereka hanya ahli matematika saja) bisa memprediksi gejolak pasar.  Please lah....sekali lagi gak masuk akal buat saya.  Saya hanya membaca "fundamental analysis" saja, itu pun kalau memang lagi mood.  Fundamental Analysis lebih masuk akal karena berdasarkan data perusahaan yang ada, sejarah laporan keuangannya, rencana-rencana perusahaan kedepan, riset pasar, dll, bukan angka dan garisan buatan ahli matematika, tetapi laporan yang dibuat oleh orang-orang yang memang kerjanya meriset perusahaan-perusahaan besar dan beberapa dari mereka adalah memang seorang ahli ekonomi dan pengusaha.

Cara saya memilih perusahaan?????  Sederhana saja!  Pokoknya kalau saya lihat produk-produk suatu perusahaan merajalela di mana-mana, bahkan di dapur saya sendiri pun ada, dari warung sampai hotel bintang lima, semua beli produk perusahaan tersebut, maka sahamnya saya beli saja.  Kalau perusahaan pertambangan, jelas batubara, minyak, emas dan mineral lain tidak mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakan/negara.  Perusahaan property, lihat saja nama-nama besar mana atau siapa yang perumahannya bahkan kota satelitnya banyak dihuni/dibeli orang, dan pembangunannya terus saja bertambah seiring dengan kualitas yang meningkat.  Perusahaan farmasi juga begitu, obat-obatan, meskipun masa resesi tetap saja dibeli orang karena kebutuhan yang tidak mungkin ditinggalkan.  Sederhana saja dalam berpikir dan memilih, tidak perlu ngejelimet dan kepingin terdengar seperti seorang ahli dengan segala istilah rumit biar terdengar pintar.  Pada investasi saham, saya suka membeli tapi hampir tidak pernah menjual, nanti saja kalau sudah umur 60th.

Sebelum masuk ke bursa saham, anda harus membuka account pada sebuah perusahaan efek, beberapa menyediakan fasilitas online trading juga.  Anda akan diminta untuk mengisi formulir dan menyerahkan dokumen (KTP + NPWP).  Besar deposit wajib berbeda-beda pada setiap perusahaan, ada yang 10 juta ada juga yang 25 juta, uang ini langsung bisa anda gunakan untuk membeli saham baik melalui telepon (broker) atau online.

Pada saat saya membuka account di perusahaan efek, saya langsung mengatakan kepada broker agar tidak pernah menelepon saya.  Dia bertanya apakah saya sudah pernah berinvestasi di saham sebelumnya.  Saya jawab, tidak.  Dan ia pun mengatakan bahwa saya perlu bantuannya dan saya juga dibilang nekad.  Saya menjawab, bahwa saya memang perlu bantuan broker untuk transaksi saja, tetapi saya akan lakukan riset dan memilih saham saya sendiri.  Bila saya salah menilai sebuah saham, maka akan saya jadikan pelajaran dan dengan begitu saya jadi pintar, jadi keputusan beli atau jual harus dari saya idenya.  Saya juga katakan ke dia bahwa saya tidak mau ketergantungan seorang pun, bagaimana kalau anda dipindahkan kerja ke tempat lain, berhenti dari perusahaan efek tersebut, atau anda mati?  Saya nanti jadi panik dan kebingungan karena tidak biasa mengambil keputusan dan tidak pernah mengerti cara memilih saham, lagian ini uang saya, jadi harus tanggung jawab sendiri.  Betul saja dalam beberapa bulan, broker tersebut naik pangkat sebagai manager dan tidak melayani nasabah lagi dalam hal bertransaksi.

Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Di Bursa Efek Jakarta, satu lot berarti 500 lembar saham (khusus untuk saham perbankan satu lotnya berjumlah 5000 lembar saham). Misalnya harga saham PT. Telkom adalah Rp 3.000. Maka untuk bertransaksi minimun Anda harus mengeluarkan dana Rp 1.500.000 atau (Rp 3.000 x 500 lembar saham per satu lot).

Emiten:  Perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham


Risiko Berinvestasi di Saham

1. Tidak ada pembagian dividen
Risiko ini timbul Jika perusahaan tidak mendapatkan laba atau Rapat Umum Permegang Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena laba akan digunakan untuk perluasan usaha seperti ekspansi usaha.


2. Capital Loss

Resiko ini timbul jika harga jual saham lebih rendah daripada harga anda membelinya. Misalnya pada saat membeli saham PT X, harga belinya Rp.3000,-/saham. Saat anda menjualnya, harganya cuma Rp.2500,-/saham. Berarti anda rugi Rp.500,-/saham.


3. Risiko likuidasi

Jika emiten bangkrut atau di likuidasi (penjualan seluruh asset perusahaan), para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap asset/aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban (hutang) emiten dibayar. Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.


4. Saham delisting dari Bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delisting) di bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.
Untuk meminimalkan kemungkinan kerugian investasi saham, Anda perlu mencari dan menyaring informasi seluas-luasnya mengenai perusahaan yang akan anda beli sahamnya dan jangan hanya berinvestasi pada satu perusahaan saja. Gunakan diversifikasi investasi, jangan taruh semua telur dalam satu keranjang agar jika keranjang jatuh, tidak semua telur pecah, jika ada saham sebuah perusahaan anda jatuh, maka masih ada keuntungan dari saham perusahaan lain yang anda miliki.  Diversifikasi bisa juga disebut "risk management", karena anda mencoba mengolah portfolio (kumpulan jenis investasi anda) untuk meminimalkan resiko.


Semua pasti ada resikonya.  Menyebrang jalan pun ada resiko diserempet motor, tetapi and tetap harus menyeberang agar bisa sampai tujuan.  Tidak perlu takut berlebihan dalam berinvestasi, pahami saja dengan banyak bertanya dan membaca, begitu anda paham maka keraguan akan hilang, tinggal menyesuaikan tingkat resiko sesuai dengan pribadi anda dalam mentolerirnya. 



















Cheers,
Captain KickAss


No comments:

Post a Comment